Hadir,
Bait syahdu itu kembali mengusik posisi batinku
Menggelayut,
Bak lentera asing tersodor di ujung rongga telingaku
Apa itu????
Suara apa itu???
Nada-nada itu menyemburat
Tertancap di antara bongkahan-bongkahan qalbu yang masih bersandar
Gejolak mahakam jelas terasa di sela kerinduan
Lihat,
Jiwa-jiwa itu berserakan
Bercampur dengan kering kerontangnya syaraf ruhiyahnya
Batin-batin itu pun hampa,
Butuh serpihan kerangka iman dari sang fajar kehidupan
Ya, semburan iman yang mungkin hanya sebatas fatamorgana
Detik,
Menit,
Jam,
Kosong batin itu menunggu
Menunggu percikan syair pemikat
Seketika,
Nada itu terdengar lagi
Semakin kuat,
Kuat menjerat sehelai iman yang kian menipis,
Sehelai iman yang makin tak berdaya,
Nada-nada itu,
Semakin menjorok ke pusat batinnya
Terperosok,
Terperangkap dalam naungan sisi relungnya
Nada-nada itu
Terus terdengar
Hanif menyapa
Anggun menyantun,
Menyanggupi pinta-pinta konyol dari seonggok hati
Nada-nada itu
Hadir dari sebuah lembaran-lembaran istimewa
Lembaran milik Sang Semasta
Nada-nada itu
Al-Qur’an Nur Karim
muanteb,,,,,,,,, bro,,,,,,
BalasHapussipz,,,,,,,,,,,,,
puisi nya bgus bgt .....
BalasHapuskeren euy,,,
ehm
BalasHapus